Rabu, 29 November 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM. Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran PKn SD dan Perencanaan Pembelajaran


Nama                         : Diana
No Pokok                 : 2015820052
Program studi         : PGSD
Kelas                                     : BSD 5
Mata Ujian                : Pengembangan Pembelajaran PKN SD dan Perencanaan Pembelajaran
Dosen/Penguji        : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd,MM
Tahun Akademik    : 2017/2018

I.         Pengembangan Pembelajaran PKN

1.    Jelaskan secara otologi mengenai pentingnya pendekatan tematik serta implementasinya dalam K13 pada tema terkait pendidikan kewarganegaraan ?
Dengan menggunakan pendekatan tematik siswa ditekankan untuk lebih aktif

Pembelajaran tematik ini  memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan   pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya,karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa,   pemisahan mata  pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Implementasinya dalam pkn itu membuat pelajaran pkn tidak membosankan. Dengan tema keluargaku

2.    Jelaskan mengenai pengembangan pelajaran model PAIKEM dalam PKN SD ?
Model PAIKEM dalam PKN di SD sangat penting karena supaya siswa lebih aktif. Dalam pemebelajaran guru dituntut lebih kreatif dalam mengelola materi yang akan disampaikan karena materi di dalam PKN itu banyak dan yang biasa saya ketahui pembelajaran PKN itu menghafal bukan memahami. Dengan PAIKEM ini guru harus mengetahui bagaimana cara memberi penjelasan tentang materi PKN.

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Dengan pendekatan PAIKEM  ini  dapat menghilangkan pendapat pelajaran pkn ini membosankan. Sehingga dituntut mengembangkan PAIKEM  supaya pembelajaran tidak membosankan lagi. Dan guru tidak hanya melakukan pembelajan dengan ceramah saja.

3.    Dalam kajian epistimologi bagaimana mengembangkan pembelajaran PKN dengan kontekstual teaching learning (CTL) ?
Guru memberi kesempatan untuk siswa menentukan sesuatu sendiri atau murid dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Dengan menggunakan model pembelajaran CTL (contextual learrning), siswa lebih dituntut atau diarahkan untuk menemukan sendiri materi yang dajarkan oleh guru. Model ini membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, karena siswa terlibat langsung selama proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran CTL ini, bisa dilaksanakan pembelajaran dengan berbasis metode permainan. Dengan model pembelajaran CTL yang memberikan makna dengan cara bermain, diharapkan siswa akan lebih paham tentang materi yang disampaikan oleh guru dan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna bagi siswa.
4.    Bagaimana mengembangkan PKN di SD dengan porthopolio ?
Dengan cara mengembangkan materi yang sudah ada, materi yang digunakan dan melihat kondisi kelas yang memedai.

Dengan adanya portopolio guru memberikan pertanyaan atau soal kepada siswa, dan guru memberikan soal dan 1 soal diberi nilai 5 , sehingga guru mengetahui kriteria siswa sampai dimana memahami materi.

5.    Berikan analisis saudara mengenai mengapa penting pengembangan PKN ?
Pentingnya pengembangan PKN di SD untuk mengembangkan kurikulum di SD yang sudah ada dan untuk memberikan ilmu tentang kewarganegaraan, dan bagaimana cara bersosialisasi.

Pentingnya pengembangan PKN karena  pkn budaya budaya dan macam macam keanekaragaman yang ada diindonesia sehingga anak-anak akan memahami dan mengerti budaya sendiri. Tetapi kenyataan bahwa seringnya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pkn terkesan monoton dan pengetahuan hanya terpusat pada guru semata maka tidak mengherankan apabila banyak siswa SD merasa bosan terhadap penyampaian materi PKN.



II.        Perencanaan Pembelajaran.

1.    Buatlah analisis kebutuhan siswa dalam menyusun perencanaan pembelajaran ?
a.    Mengetauhui tema, kelas,waktu
b.    Standar kompetensi yang diharapkan untuk siswa
c.    Kompetensi dasar yang diharapkan untuk siswa
d.    Media pemebelajaran untuk siswa
e.    Sumber pembelajaran
f.     indikator

Dalam melaksanakan pembelajaran, yang pertama dilakukan adalah membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih dahulu. Dalam membuat RPP, guru harus memperhatikan kebutuhan siswa terlebih dahulu. memilih materi yang akan diajarkan, metode yang akan digunakan harus tepat dan diusahakan tidak menggunakan metode ceramah yang sedikit terkesan membosankan bagi siswa, dalam pemilihan metode ini guru harus memilih metode pembelajaran yang menyenangkan, untuk medianya guru harus bisa membuat yang menarik, kreatif dan inovatif, agar siswa tertarik untuk belajar dan dapat memahami materi, dan media yang dibuat oleh guru harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2.    Bagaimana anada merancang konsep pembelajaran untuk SD ?
a.    Kita harus mengetahui pengetahuan
b.    Pemahaman untuk siswa
c.    Penerapan
d.    Analisis siswa dapat menuangkan ide atau gagasan
e.    Melibatkan kegiatan kehidupan sehari hari
f.     evaluasi

Dalam merancang konsep pembelajaran untuk SD, guru harus melihat kurikulum yang sedang berlaku, selanjutnya membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disesuaikan dengan kurikulum tersebut. RPP sangat penting, karena RPP merupakan acuan dalam suatu pembelajaran. Dalam menyusun RPP kita harus melihat kebutuhan siswa terlebih dahulu, dengan cara memilih materi yang akan diajarkan, untuk metode dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran disesuaikan kelas, membuat media yang akan digunakan dalam menyampaikan suatu materi secara kreatif, dan sesuai yang akan diajarkan hari ini.

3.    Buatlah analisis Perbedaan rencana pembelajaran kurikulum KBK, KTSP dan K13 ?
KBK : rancangan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dasar dan kemampuan siswa.
KTSP : rancangan pembelajaran KTSP menggunakan permatapelajaran tidak digabung/ disangkut pautkan dengan yang lain.
K13 : rancangan pemebelajaran K13 menggunakan pertema yang menggabungkan lebih dari 2 mata pelajaran dengan tema yang sesuai.

KBK 2004:
·         Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
·         Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi
·         Lulusan Mata Pelajaran
·         Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan
·         Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
·         Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
·         Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
·         Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)

KTSP 2006:

·         Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
·         Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
·         Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
·         Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan
·         Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
·         Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
·         Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
·         Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)

Kurikulum 2013:

·         Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
·         Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
·         Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
·         Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
·         Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
·         Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru
·         Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)


Rabu, 25 Oktober 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM. Tugas Perencanaan Pembelajaran. Judul Model Instruksional Design "Bloom's Taxonomy"


NAMA : DIANA
NIM : 2015820052
KELAS : BSD 5


"BLOOM TAXONOMY"
Taksonomi Bloom adalah klasifikasi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah atau dimensi, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan kognisi atau penalaran/ pemikiran atau intelegensi). Ranah afektif berkaitan dengan afeksi atau rasa. Ranah psikomotorik berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani yang terkait dengan jiwa. Dalam ranah kognitif, keterampilan intelektual dibagi pada tingkatan-tingkatan, yaitu C1 sampai dengan C6. Pada Taksonomi Bloom yang lama, tingkatan C1- C6 dalam ranah kognitif adalah sebagai berikut:
Hasil gambar untuk gambar taksonomi bloom 
Ranah kognitif Taksonomi Bloom
–     C1 : Pengetahuan (kemampuan menangkap informasi dan menyatakan kembali informasi tersebut tanpa memahaminya).
–     C2 : Pemahaman (kemampuan memahami makna dari apa yang dilihat dan dipelajari dan melihat hal tersebut dari berbagai segi)
–     C3 : Penerapan (kemampuan menggunakan konsep yang diterima dalam situasi baru secara nyata)
–     C4 : Analisis (mengkategorikan materi dan konsep-konsep ke dalam bagian-bagian sehingga struktur susunannya mudah dipahami)
–     C5 : Sintesis (kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu)
–     C6 : Evaluasi (kemampuan untuk membuat penilaian terhadap suatu situasi, nilai atau ide)
Konsep taksonomi Bloom seperti yang telah disebutkan di atas, telah mengalami revisi atau perbaikan. Pada dasarnya, masing-masing kategori tetap disusun secara hirarki dari urutan terendah ke urutan yang lebih tinggi, dari C1 hingga C6. Taksonomi Bloom yang telah mengalami revisi adalah sebagai berikut:
Hasil gambar untuk gambar taksonomi bloom
Ranah kognitif Taksonomi Bloom (revised)
C1 ® Mengingat (Remember) : mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka panjang. Adapun proses dalam ranah kognitif ini adalah :
1.1.   Mengenali (recognizing) atau mengidentifikasi : menemukan pengetahuan dari ingatan jangka panjang yang sesuai dengan materi yang disajikan (misalnya: mengenali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
1.2. Mengingat (recalling) atau menemukan kembali : menemukan hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari ingatan jangka panjang (misalnya: mengingat kembali hari-hari penting dalam sejarah Amerika)
C2 ® Memahami (Understand) : membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar. Adapun proses dalam ranah kognitif tingkat ini meliputi:

2.1. Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/ menggambarkan ulang : mengubah dari satu bentuk gambaran (misal: angka) ke bentuk lain (misal: kalimat) (misalnya: menafsirkan hal penting yang disampaikan dan ditulis)
2.2. Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan : menemukan contoh yang sesuai dan cocok atau mengilustrasikan suatu konsep (misal: memberi contoh macam-macam gaya menggambar artistik)
2.3. Mengklasifikasi (Classifying) atau mengelompokkan : menentukan konsep yang ada pada suatu materi atau kategori (misal : klasifikasi atau menentukan  apakah kasus kelainan jiwa akan diobservasi atau dideskripsikan)
2.4. Meringkas (summarizing) : meringkas suatu bagian yang umum atau poin-poin utama dari suatu tema (misal: menulis ringkasan singkat dari kejadian-kejadian dalam bentuk gambar yang direkam)
2.5. Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau memprediksi: menggambarkan kesimpulan secara nyata dari informasi yang disajikan (misal: mempelajari bahasa luar, menduga atau mengambil kesimpulan mengenai tata bahasa dari contoh yang disajikan)
2.6. Membandingkan (compairing) atau memetakan dan mencocokkan : mendeteksi atau mencari kesesuaian antara dua ide, objek dan hal-hal yang serupa (misal: membandingkan kejadian-kejadian bersejarah dengan keadaan masa kini)
2.7. Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model : membangun hubungan sebab-akibat dari suatu sistem (misal: menjelaskan penyebab kejadian penting pada abad ke-18 di Perancis)
C3 ® Mengaplikasikan (Apply) : menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan pada suatu keadaan. Proses kognitif yang dilalui adalah :
3.1 Menjalankan (executing) : menerapkan suatu cara yang telah dikenal untuk tugas yang telah biasa dijumpai (misal: membagi atau memisahkan satu kelompok angka dari kumpulan angka yang lain, dimana kedua kelompok angka tersebut beranggotakan lebih dari satu angka)
3.2 Mengimplementasikan (implementing) : menggunakan cara yang telah ada untuk menyelesaikan tugas yang belum dikenal sebelumnya (misal: menggunakan Hukum Newton 2 dalam keadaan yang tepat atau khusus).
C4 ® Menganalisis (Analyze) : memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana hubungan/kaitan dari satu unsur tersebut dengan unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:
4.1 Membedakan (diffrentiating) atau memilih : membedakan bagian yang memiliki hubungan dengan bagian yang tidak memiliki hubungan atau memisahkan bagian yang penting dengan bagian yang tidak penting dari materi yang telah disajikan (misal: membedakan antara angka yang berhubungan dengan angka yang tidak berhubungan dalam masalah kalimat matematika)
4.2. Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan, mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun secara struktur : menentukan bagaimana suatu unsur  atau fungsi sesuai dengan strukturnya (misal:  menentukan kesesuaian fakta-fakta dalam cerita sejarah dengan fakta-fakta yang sesuai atau keterangan sejarah yangbertentangan)
4.3. Menemukan makna tersirat (attributing) : menetukan pokok permasalahan, bias, nilai atau maksud tersembunyi dari materi yang ada (misal: menentukan pokok permasalahan atau tema yang diambil penulis essay dari sudut pandang politik)
C5 ® Evaluasi (Evaluate) : membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Proses ini meliputi:
5.1. Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan, mengawasi dan menguji : menemukan ketidaksesuaian atau kesalahan antara proses dan hasil; menentukan bahwa proses dan hasil memiliki kesesuaian; mengawasi ketidakefektifan suatu cara dalam penerapan (misal: menentukan bahwa ilmuwan mengambil kesimpulan dari data observasi yang diperoleh)
5.2 Mengritik (Critiquing) atau memutuskan : menemukan ketidaksesuaian antara hasil dan kriteria dari luar, menentukan bahwa hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari suatu cara yang menyebabkan suatu masalah ( memutuskan satu dar dua metode atau cara yang terbaik untuk memecahakan permasalahan yang ada).
C6 ® Membuat (Create) : mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam stuktur atau pola yang baru. proses ini meliputi :
6.1 Merumuskan (generating) : membuat hipotesis atau dugaan sebagai alternatif berdasarkan kriteria yang ada (misal: menyusun hipotesis untuk laporan dari fenomena yang telah diamati)
6.2. Merencanakan (planning) atau mendesain : merencanakan cara untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana penelitian dengantelaah pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang ada)
6.3. Memproduksi (producing) : menemukan atau menghasilkan suatu produk ( menciptakan suatu lingkungan atau keadaan untuk tujuan tertentu)
Dari uraian di atas, ada perbedaan antara taksonomi Bloom yang lama dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi yaitu pada ranah kognitif C5. Pada taksonomi Bloom terdahulu, C5 adalah proses sintesis dan evaluasi ada pada ranah kognitif C6. Namun pada taksonomi Bloom yang telah direvisi, ranah kognitif C5 ditempati oleh proses evaluasi dan ranah kognitif C6 digantikan oleh proses mencipta atau berkarya. Seperti yang telah disebutkan bahwa taksonomi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan yang akan dicapai, maka dengan perubahan pada taksonomi berarti terjadi perubahan pula pada tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai. Jika menggunakan taksonomi Bloom yang terdahulu, tujuan akhir pendidikan adalah siswa atau pelajar mampu menilai suatu ide atau situasi yang ada, maka pada taksonomi yang baru ini, tujuan akhir pendidikan adalah siswa mampu menghasilkan suatu karya atau produk dengan memanfaatkan dan menggunakan cara-cara atau konsep dari pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh selama proses belajar. Dengan tercapainya ranah kognitif tertinggi yaitu mencipta atau berkarya, siswa lebih bisa mengimplementasikan pengetahuan yang telah ia dapat ke dalam bentuk atau objek yang nyata. Hal tersebut akan berpengaruh pada hasil pendidikan yaitu sumber daya manusia yang semakin baik.
Selain adanya perubahan ranah atau tingkat kognitif tertinggi dalam taksonomi yang berakibat pada perubahan tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai, dalam taksonomi Bloom yang direvisi ranah kognitif sintesis tidak ada. Ranah kognitif tersebut bukan dihilangkan namun diintegrasikan dengan ranah kognitif analisis yaitu dalam proses mengorganisir (organizing). Pengintegrasian analisis dan sintesis dilakukan karena siswa akan secara otomatis melakukan sintesis setelah ia selesai menganalisis materi yang telah diterima dengan tujuan untuk memudahkan proses belajarnya secara keseluruhan.
Pada taksonomi Bloom yang telah direvisi, jika dilihat dari penggunaan kata untuk proses dari tiap tingkatan atau ranah kognitif, lebih menggunakan kata kerja. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa pada taksonomi baru ini lebih menekankan pada proses  dan tahapan pengolahan informasi oleh otak, yaitu dimulai dari tahapan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta sehingga pengetahuan yang telah diterima dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
ANALISIS  : 
Menurut saya, taksonomi Bloom yang telah direvisi lebih tepat untuk dilaksanakan pada zaman modern seperti ini. Pengetahuan tidak cukup hanya untuk dipelajari, namun lebih diutamakan untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pengetahuan akan membantu menyelesaikan permasalahan yang kerap muncul saat ini. Model penciptaan suatu karya yang baru atau pembuatan suatu proyek lebih dapat memacu siswa untuk berpikir kritis dan terpadu dengan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh selama proses belajar dibandingkan dengan kemampuan untuk menilai suatu situasi tanpa mencari solusi dari kesalahan yang ada dalam situasi tersebut.
Taksonomi Bloom yang baru ini sesuai dengan dasar pengajaran yang sedang diterapkan, yaitu berbasis kontekstual dan problem solving, sehingga evaluasi atau penilaian terhadap kognitif siswa yang paling tinggi adalah menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru untuk memecahkan masalah yang ada. Penciptaan karya diperoleh oleh siswa dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, siswa selalu dilatih untuk menjadi seseorang yang kritis.
Bagi seorang guru, taksonomi Bloom sangat bermanfaat untuk menyusun suatu rangka pembelajaran. Guru akan memulainya dari tingkat terendah dari ranah kognitif hingga tertinggi karena otak dari setiap siswa akan memproses pengetahuan atau materi yang disajikan sesuai dengan urutan proses kognitif tersebut. Siswa akan memahami pengetahuan yang disampaikan atau diperkenalkan terlebih dahulu oleh guru. Kemudian siswa akan mengingat kembali, setelah itu siswa akan memahaminya. Dengan demikian, seorang guru tidak serta merta memberi penilaian rendah terhadap siswanya yang belum paham, karena bisa saja terdapat suatu gap atau kesalahan pada saat guru menyampaikan atau memperkenalkan pengetahuan tersebut. Begitu pula dengan proses-proses berikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya taksonomi Bloom ini, seorang guru dapat menilai atau menginstropeksi cara mengajarnya di kelas.
Selain beberapa hal di atas, taksonomi Bloom juga dapat dijadikan acuan bagi seorang guru dalam menyusun soal-soal untuk evaluasi. Hendaknya soal-soal tersebut dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif, disusun dari yang termudah yaitu tingkat terendah dari ranah kognitif (C1) hingga ranah kognitif tertinggi (C6), meski karyanya tidak dalam bentuk benda, namun dalam bentuk hipotesis (dugaan) atau rancangan sementara. Dengan demikian, guru akan dapat mengetahui ranah kognitif mana yang telah dicapai oleh para siswanya dan dapat menyusun suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa yang masih mencapai tingkat rendah untuk ranah kognitifnya.


Sabtu, 21 Oktober 2017

Dr.Dirgantara Wicaksnono M.Pd,MM. Tugas Perencanaan Pembelajaran Judul RPP Tematik SD kelas 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan              :     SD ........................
Kelas/Semester                    :     I / I                       
Tema                                    :     3.   Kegiatanku      
Sub Tema                            :     3.3  Kegiatan Sore Hari
Materi Pokok                      :     Ukuran tinggi rendah benda
Pembelajaran                       :     2  (Dua)
Alokasi Waktu                    :      x 35 meneit
Hari/ Tanggal                       :    


A. KOMPETENSI  INTI
1.            Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.            Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3.            Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda di rumah dan di sekolah.
4.            Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan perilaku anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak dan beraklak mulia.

B.      KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

MAPEL
K1
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
SBDP
K1
1.1.     Merasakan keindahan alam sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan
-
K2
2.1     Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni
-

K3
-
-
K4
4.7.  Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami lagu.
Bernyanyi dan mence-ritakan isi lagu
B. IND
K1
1.2  Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragamserta benda-benda di alam sekitar
-
K2
2.3     Memiliki perilaku santun dan sikap kasih sayang melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah
-
K3
-
-
K4
4.4   Menyampaikan teks cerita diri /personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosa kata bahasa daerah untuk membantu penyajian
o   Menceritakan kembali isi teks dengan bahasa sendiri
o   Mempraktekkan teks dialog
MTK
K1
-
-
K2
2.2  Menunjukkan perilaku teliti dan peduli dengan menata benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar
K3
3.11   Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya.
o   Membedakan tinggi dan rendah
o   Mengurutkan benda dari yang paling tinggi sampai yang terendah.
K4
-
-

C.   TUJUAN
o   Setelah membaca nyaring, dan berdiskusi, siswa dapat mempraktekkan dialog dengan berani dan lancar.
o   Dengan kegiatan bernyanyi siswa dapat menyanyikan lagu layang-layang sesuai dengan irama.
o   Dengan berdiskusi tentang isi lagu siswa dapat memahami isi lagu dengan tepat.
o   Dengan mengamati gambar siswa dapat membedakan tinggi rendah dan mengurutkan dari yang tertinggi hingga yang terendah.
D.   MATERI PEMBELAJARAN
            SBDP
            Menyanyi lagu “Layang-Layang”
     BAHASA INDONESIA
     Mempraktikkan  dialog
     MATEMATIKA
     Membandingkan tinggi rendah
E.   METODE  PEMBELAJARAN
            Pendekatan       :      Saintifik
            Strategi              :      Cooperative Learning
            Metode              :      Tanya jawab, Diskusi, Bermain Peran.
F.    MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
       1.    Media                :      Buku siswa, Benda-benda di Kelas
       2.    Alat / Bahan      :      Gitar, Gambar layang-layang, Teks lagu Layang-layang,
                                               Teks dialog
       3.    Sumber Belajar  :      Buku Siswa halaman 60 – 63 Tematik Terpadu Kurikulum
                                                2013 Untuk SD Kelas 1

G.   LANGKAH-LANGKAH    KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
I
Pendahuluan
1.      Berdoa
2.      Absensi
3.      Mengajak menyanyi lagu ”Layang-Layang”
4.      Menginformasikan tema “Kegiatanku”  Sub Tema “Kegiatan Sore Hari”
5.      Menyampaikan tujuan pembelajaran secara umum
10 Menit
II
Kegiatan Inti
       Mempraktekkan  Dialog
1.         Siswa menyebutkan beberapa kegiatan yang biasa mereka lakukan pada sore hari.
2.         Guru membacakan dialog di buku siswa.
3.         Siswa menirukan dengan nyaring.
4.         Siswa menyimak dialog yang dibacakan guru.
5.         Siswa dan guru mendiskusikan isi dialog.
6.         Guru membacakan kembali dialog dan siswa menirukan.
7.         Siswa berlatih membaca dialog secara berpasangan.
8.         Siswa boleh membuat dialog sendiri tentang kegiatan sore hari
9.         Siswa mempraktekkan dialog di depan kelas.
       Menyanyikan Lagu Layang-Layang
1.      Siswa berbagi pengalaman tentang permainan yang bisa dilakukan pada sore hari.
2.      Guru menyampaikan  bahwa bermain layang- layang.
3.      Guru menyanyikan lagu layang-layang.
4.      Siswa mengikutinya dan berlatih hingga lancar.
5.      Siswa dan guru berdiskusi tentang isi lagu layang-layang.
6.      Siswa menyanyikan  lagu layang-layang.
      Membandingkan Tinggi Rendah.
1.      Guru menyampaikan pada siswa akan belajar tentang tinggi rendah.
2.      Guru mengulas kembali konsep tinggi rendah
3.      Siswa membandingkan tinggi rendah  letak benda-benda  yang ada di kelas
4.      Siswa mengamati gambar anak-anak bermain layang-layang.
5.      Siswa membandingkan dan mengurutkan layang-layang mulai dari yang tertinggi hingga terendah.
6.      Siswa mengerjakan latihan di buku siswa.
95 Menit
III
Penutup
1.      Bersama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari.
2.      Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
3.      Melakukan penilaian hasil belajar.
4.      Berdoa.
15 Menit

H.      PENILAIAN
1.        Prosedur Penilaian
a.         Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir.
b.        Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan intrumen penilaian hasil belajar dengan tes tertulis dan lisan.
2.        Instrumen Penilaian
a.         Penilaian  Proses
-            Penilaian Kinerja
-            Penilaian dalam mempraktekkan dialog.
-            Penguasaan lagu dan pemahaman lagu.
b.        Penilaian Hasil Belajar
c.         Pedoman penskoran

Mengetahui                                                                Gondfangrejo ,............................
Kepala Sekolah                                                          Guru Kelas 1



........................................                                           ................................................






LAMPIRAN MATERI
(Buku Siswa hal 60-63)
LAMPIRAN PENILAIAN

A.      OBSERVASI

No
Nama
Sikap Yang Diobservasi
Deskrepsi
Disiplin
Tanggungjawab
Kejujuran
Hasil
1
2
3
4
5
6
8
1
2
3
dst

Rubrik Observasi

No
Kriteria
Sangat baik
baik
cukup
Kurang
1
Disiplin
Setiap masuk tidak pernah terlambat
Kadang-2 terlambat
Sering terlambat
Selelu terlambat
2
Tanggungjawab
Melaksanakan tugas selalu tepat waktu
Kadang-2 tidak tepat waktu
Sering tidak tepat waktu
Selalu tidak tepat waktu
3
Kejujuran
Tidak pernah menyontek
Kadang-2 menyontek
Sering menyontek
Selalu menyontek

Keterangan:
SB = Sangat Baik             ( 81-100 )
B   = Baik                          ( 66 - 80 )
C   = Cukup                       ( 51 – 65 )
K   = Kurang                      ( 0   -  50 )

B. Penilaian Unjuk  Kerja ( Bahasa Indonesia )
i.              Lembar Penilaian
No.
Nama
Kriteria
Diskripsi
Percaya Diri
Penguasaan Dialog
Hasil
1.
Dewi
2.
Endah
3.
Udin
4.
Amin
5.
Untari
6
Dst

Rubrik Melakukan Dialog
No
Kriteria
Baik Sekali
Baik
Cukup

Perlu Bimbingan
1.
Percaya diri

Tidak terlihat ragu-ragu

Terlihat ragu-ragu

Memerlukan bantuan guru

Belum terlihat kepercayaan guru
2.
Penguasaan dialog


Dialog diucapkan dengan lancar dan tepat secara mandiri


Dialog diucapkan dengan lancar tetapi kurang tepat


Dialog diucapkan dengan lancar dan tepat atas bantuan guru atau teman


Belum mampu dialog


C. Penilaian Unjuk  Kerja ( SBDP )

No
NAMA

KRITERIA
Deskripsi
Penguasaan Diri
Pemahaman Lagu
Hasil
1.
Dewi
2.
Endah
3.
Udin
4.
Amin
5.
Untari
6
Dst
     
Rubrik Menyanyikan dan Menceritakan isi Lagu
No
Kriteria
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
1.
Penguasaan Diri
Hafal seluruh syair lagu,irama tepat
Hafal syair lagu,irama kurang tepat atau sebaliknya
Hafal sebagian kecil syair lagu
Siswa belum mampu menghafal syair lagu.
2.
Pemahaman lagu
Siswa mampu menceritakan isi lagu dan menghubungkan dengan kegiatan sore hari
Siswa mampu menceritakan isi lagu
Siswa menceritakan isi pada satu bait lagu
Siswa belum mampu menceritakan isi lagu

    Keterangan Skor :
    1 = Kurang
    2 = Cukup
    3 = Baik
    4 = Sangat Baik

 Nilai =


PENILAIAN DIRI ANAK

NO
PERNYATAAN
( ASPEK YANG DINILAI )
YA
TIDAK
1
Saya dapat mandi sore hari jam 16.00
2
Saya dapat  berpakaian rapi
3
Saya dapat bermain layang – layang
4
Saya dapat menirukan dialog tentang bermain layang – layang
5
Saya dapat mendiskusikan isi dialog bermain layang – layang
6
Saya dapat menirukan dialog bermain layang – layang
7
Saya dapat melakukan dialog bermain layang – layang secara berpasangan
8
Saya dapat membuat dialog tentang bermain sepak bola disore hari
9
Siswa dapat mempraktekan dialog bermain sepak bola didepan kelas

D. Soal Kognitif ( Matematika

1. Ada sebuah pensil dan sebuah penghapus yang masih baru . Lebih panjang mana diantara benda 
    tersebut ?
2. Lebih tinggi mana antara tiang bendera dengan kursi belajar ?
3. Sebuah tongkat dengan panjang 2 meter dan